Singaraja- Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) melahirkan doktor ke-18. Ia adalah Ni Kadek Juliantari dari program studi Pendidikan Bahasa Pascasarjana. Perempuan asal Karangasem ini mengikuti ujian terbuka di Ruang Ganesha III Rektorat Undiksha, Rabu (5/8/2020). Ia juga berhasil menorehkan prestasi yang membanggakan dengan menyelesaikan studi selama dua tahun dan meraih predikat summa cumlaude dengan IPK 3,98.
Ujian yang berlangsung di tengah pandemi Covid-19 ini juga terlihat berbeda dari ujian sebelumnya. Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., bertindak sebagai Ketua Dewan Penguji, memandu jalannya ujian dari awal hingga akhir. Juliantari dalam presentasinya tetap menunjukkan kualitas terbaiknya. Ia mengangkat disertasi “Program Literasi Dalam Konteks Bilingual: Analisis Multimodel dan Dampak Implementasi”. Dihadapan penguji, ia menjelaskan secara umum, penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan penggunaan bahasa bali baik di ranah akademik dan non akademik maupun untuk menerapkan Pergub Bali nomor 80 tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.
Usai ujian, perempuan kelahiran tahun 1987 ini mengaku dalam menyelesaikan tugas akhir harus didukung dengan kenyamanan dan dipersiapkan sejak awal. “Awal saya mengajukan proposal, hal pertama yang ditanya adalah nyaman atau tidak nantinya melanjutkan penelitian ini. Saya diberikan waktu satu minggu untuk berpikir. Dalam tempo waktu itu, saya menemukan chemistry sehingga memiliki rasa nyaman mengerjakan terus-menerus,” tuturnya.
Ia mengakui keberhasilannya menyesaikan studi tidak dapat dilepaskan dari dorongan promotor dan co-promotor maupun pimpinan Pascasarjana. Kedepan, dirinya komitmen untuk terus mengembangan keilmuan yang tidak hanya terpaku pada bidang bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa Bali yang menjadi bagian dari Kebudayaan Bali. Hal ini juga diutarakan langsung kepada para penguji. “Tentu saya akan terus berkarya. Saya melihat masih banyak penelitian yang bisa digarap. Begitu juga untuk penulisan artikel,” imbuh dosen STKIP Agama Hindu Amlapura ini.
Rektor Undiksha, I Nyoman Jampel mengaku bangga atas keberhasilan Juliantari menyelesaikan studi dalam waktu cepat yang tetap memperhatikan koridor yang telah ditentukan Undiksha. Ia yang dinilai memiliki rekam jejak yang baik saat studi S-1 dan S-2 di Undiksha diharapkan dapat terus menjadi panutan bagi mahasiswa lain. Selain itu juga turut memperkenalkan Undiksha, khususnya program doktor pascasarjana kepada masyarakat luas. “Ilmu yang dimiliki juga dapat membahagiakan orang lain. Selalu ingat dengan almamaternya dan bersama-sama menyampaikan berbagai hal tentang Undiksha,” ucapnya.
Hal senada juga disampaikan Direktur Pascasarjana Undiksha, Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si. Keberhasilan Juliantari menyelesaikan studi dalam waktu cepat tidak dapat dilepaskan dari pelayanan yang diberikan oleh para dosen, disamping yang bersangkutan memiliki kemandirian dan pekerja keras. “Ini tentu menjadi hal yang membanggakan bagi kami,” sebutnya.
Percepatan kelulusan mahasiswa tanpa mengurangi kualitas menjadi salah satu program yang dirancang oleh Pascasarjana Undiksha kedepan. Hal ini diharapkan mendapat dukungan dari mahasiswa dengan melakukan persiapan tugas akhir lebih awal. Demikian juga dengan publikasi artikel ilmiah. “Kami ingin bagaimana mahasiswa S-2 dan S-3 sudah mempersiapkan tugas akhir sejak semester dua. Begitu juga publikasinya. Bukan selesai tesis atau selesai disertasi starting-nya. Itu keliru,” jelasnya. (hms)