Singaraja – Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali menggelar ujian promosi doktor, Senin (9/1/2023). Ujian tersebut diikuti oleh promovenda Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti dari Program Studi S3 Ilmu Pendidikan Konsentrasi Pendidikan IPA. Dalam ujian yang berlangsung luring tersebut, Ayu Hervina membawakan disertasi yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran IPA Bermuatan Kearifan Lokal Bali Untuk Meningkatkan Karakter dan Literasi Sains Siswa”.
Penelitian promovenda kelahiran Tigawasa ini secara umum bertujuan menghasilkan model pembelajaran IPA bermuatan kearifan lokal Bali (KLB) yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan karakter dan literasi sains siswa. Hasil penelitian menunjukkan (1) Rancangan model pembelajaran IPA bermuatan kearifan lokal Bali dengan tahapan menyajikan fenomena kearifan lokal Bali (starting of phenomena), mengorganisasikan pembelajar (student organizing, melakukan penyelidikan berbasis persepektif secara kelompok (perspective-investigation), mempresentasikan hasil percobaan (presenting), mengaitkan, menganalisis dan mengevaluasi fenomena KLB (evaluation); (2) Model pembelajaran IPA bermuatan kearifan lokal Bali secara keseluruhan dinyatakan valid; (3) Model pembelajaran IPA bermuatan kearifan lokal Bali dinyatakan praktis; (4) Model pembelajaran IPA bermuatan kearifan lokal Bali lebih efektif dalam meningkatkan karakter siswa dibandingkan model pembelajaran konvensional; (5) Model pembelajaran IPA bermuatan kearifan lokal Bali lebih efektif dalam meningkatkan literasi sains siswa dibandingkan model pembelajaran konvensional; (6) Model pembelajaran IPA bermuatan kearifan lokal Bali lebih efektif secara simultan meningkatkan karakter dan literasi sains siswa dibandingkan model pembelajaran konvensional.
Penelitian yang baik adalah penelitian yang menghasilkan masalah baru, jadi penelitian tersebut harus mampu membimbing suatu permasalahan baru yang akan dipecahkan.
Melalui keterbatasan dalam penelitian ini yaitu tidak semua kearifan lokal bali dapat disematkan pada topik tertentu sehingga peneliti selanjutnya dapat mencari hingga memetakan kembali secara detail topik yang bisa disinergikan dengan kearifan lokal. Hal kedua yang dapat dikembangkan adalah tingkat kreatifitas guru dalam mencari fenomena yang berkaitan erat dengan materi. “Karena model pembelajaran ini berbasis fenomena, jadi diperlukan kemampuan/kreatifitas/kekritisan guru dalam mencari fenomena yang berkaitan erat dengan materi / topik yang akan dibelajarkan pada siswa.” unggap Ayu Hervina.
Dilihat dari kontribusi dalam pengembangan IPTEK, penelitian ini telah mampu beradaptasi dengan menghasilkan kebaharuan yaitu luaran model pembelajaran berupa buku ajar yang dapat diakses secara digital. Hal ini mendukung para siswa untuk mampu memanfaatkan teknologi dalam literasi digital.
Keberhasilan Promovenda kelahiran 1989 ini mempertahankan disertasinya dihadapan dewan penguji, mengantarkannya menjadi doktor ke-55 yang lahir dari Pascasarjana Undiksha. Rasa senang dan haru tentu dirasakan oleh anak sulung dari 3 bersaudara ini beserta keluarga, karena ditengah kesibukannya sebagai seorang pengajar dan melewati lika-liku dalam proses penelitian akhirnya ia berhasil meraih gelar doktor.
Para promotor mengucapkan selamat dan turut berbahagia karena berhasil mengantarkan Ni Putu Ayu Hervina Sanjayanti meraih gelar pendidikan tertingginya. “Pesan saya, tentunya harus menjadi teladan dan contoh yang baik bagi para peserta didik, keluarga dan masyarakat. Sekarang ini melalui banyak media yang ada, kita harus menunjukkan contoh atau keteladanan yang baik, karena kita berada di bidang pendidikan.” ujar Prof. Suastra selaku Promotor. Sebagai seorang doktor, saat ini tentu memiliki tugas dan tanggung jawab baru dengan terus berkarya mengembangkan ilmu yang diperoleh melalui publikasi riset, buku dan sebagai narasumber dalam kegiatan ilmiah. (hms pps)