Pagi pada hari minggu, tanggal 29 Mei 2022, udara kota Singaraja berhembus sedang, Kota di Bali Utara itu, kini kerap turun hujan, berbeda dengan dahulu, wilayah yang kerap disematnya, sebagai wilayah bayang-bayang hujan, sehingga panas dan kering menjadi bagian yang dekat. Kini predikat itu sudah mulai terhapus, karena awan kerap melintasi perbukitan di wilayah selatan, berarak ke utara, lalu berkondensasi tepat di kota, sehingga hujan deras kerap mengguyur.
Kota Singaraja yang berada tak jauh dari bibir pantai itu, kini tak lagi akrab dengan kemarau panjang, tumbuhan menghijau dan jalan-jalan tertata rapi mempercantik wajahnya. Kota Singaraja yang dahulu pernah menjadi kota provinsi Sunda kecil itu, masih nampak gagah. Disana berdiri Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), yang merupakan perluasan mandate (wider mandate) dari IKIP Negeri Singaraja, salah satu LPTK di Indonesia, yang kini dalam wajah baru Undiksha, sedang giat ikut serta mencerdaskan warga bangsa Indonesia.
https://www.youtube.com/watch?v=s5bGz2rT-bs
Undiksha memiliki 8 Fakultas, dan satu Program pascasarjana, yang menjadi kebanggan Bali Utara yang berjuluk Bumi Den Bukit ini (den= utara Bukit), dan Pascasarjana dengan 22 Program studi , satu diantaranya adalah S2 pendidikan IPA, yang telah resmi dibuka sejak tahun 2009. Setelah 13 tahun keberadaannya, Program studi S2 IPA sedang berkemas menuju akreditasi standar Internasional AQAS (Agency for Quality Assurance through Accreditation of Study Programmes). AQAS sendiri merupakan sebuah lembaga akreditasi internasional yang menilai standar kualitas universitas di dunia berdasarkan standar pendidikan tinggi Eropa (EHEA).
Oleh karena itu semua komponen mempersiapkannya dengan matang, atas arahan Rektor , Prof Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., lewat bimbingan teknis terpusat, serta pendampingan secara kontinyu dari Direktur pascasarjana Prof Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si., semua pihak semakin menggebu untuk mensukseskan hajatan itu, dan mohon doa restu semoga visitasi sekitar bulan Agustus-September 2022 berjalan lancar. Semua pihak berharap prodi S2 Pendidikan IPA, bertaraf internasional, sungguh harapan itu menjadi impian semua civitas akademika.
Proses pematangan nalar mahasiswa pun tak hanya bergulat pada olah pikir (otak), namun keseimbangan antara hati , kepala dan tangan menjadi prioritas. Filosofinya tangan memberi lebih mudah memberikan resonansi ke dalam hati yang terdalam sehingga tumbuh karakter bijak, karena ribuan kata-kata kerap tak banyak menyentuh perubahan. Kegiatan pun dirancang dengan seksama, dalam bentuk “kegiatan kepekaan sosial”
Tepat pukul 09.00 wita rombongan mahasiswa S2 IPA Pasca sarjana Undiksha, melakukan kegiatan, kepekaan sosial, di Panti Sosial Asuhan Anak Udyana Wiguna Jl Dewi Sartika No 20 Singaraja Bali. yang tujuannya membangun rasa empati, dikalangan mahasiswa, sebentuk karakter yang diharapkan dapat menjaga kerangka sosial negara ini. Negara memang hadir di kelompok warga bangsa yang terlantar , dan fakir miskin, sesuai dengan amanat UUD 1945 pasal 34.
Mahasiswa berjumlah 40 orang bersama dosen, tiba di tempat Panti asuhan milik Dinas sosial Provinsi Bali itu , ini memiliki siswa 23 orang, terdistribusi menjadi siswa SD, SMP dan SMA, kami ditunggu di ruangan pertemuan pengurus dan bersama pengasuh , ketua bidang rehabilitasi bapak ketut mertayasa, dan anak-anak berseragam kaos merah hati menyambut kedatangan kami.
Acara pun dibuka, lalu seutas kata-kata penyambutan diberikan oleh Kepala bagian rehabilitasi Anak-anak, Bapak Ketut Mertayasa, beliau menyebutkan ada beberapa pegawai bertugas untuk mengurusi panti asuhan ini. Yang merupakan bagian dari pelayanan Dinas sosial provinsi Bali, Provinsi bali memiliki 4 tempat pembinaan , yakni (1) Lembaga panti asuhan anak di Singaraja , (2) panti pembinaan keterampilan Remaja, (3) Panti Jompo yang bernama Panti Sosial Tresna Werdha Wana Seraya Denpasar dan , (4) Panti Jompo Tresna Werdha Jara Marapati, Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng.
Lebih lanjut, Bapak Ketut Mertayasa, menyebutkan bahwa Tujuan panti asuhan menurut Departemen Sosial Republik Indonesia, yaitu: Pertama , Memberikan pelayanan yang berdasarkan pada profesi pekerja sosial kepada anak terlantar dengan cara membantu dan membimbing mereka kearah perkembangan pribadi yang wajar serta mempunyai keterampilan kerja, sehingga mereka menjadi anggota masyarakat yang dapat hidup layak dan penuh tanggung jawab, baik terhadap dirinya, keluarga dan masyarakat.
Kedua, penyelenggara pelayanan kesejahteraan sosial anak di panti asuhan sehingga terbentuk manusia-manusia yang berkepribadian matang dan berdedikasi, mempunyai keterampilan kerja yang mampu menopang hidupnya dan hidup keluarganya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan panti asuhan adalah memberikan pelayanan, bimbingan dan keterampilan kepada anak asuh agar menjadi manusia yang berkualitas.
Juga disebutkan Fungsinya, adanya panti asuhan atau lembaga kesejahteraan sosial anak (LKSA) memiliki fungsi sebagai berikut: (1) Pusat pelayanan kesejahteraan sosial anak. (2) Panti asuhan berfungsi sebagai pemulihan, perlindungan, pengembangan dan pencegahan. (3) Pusat data dan informasi serta konsultasi kesejahteraan sosial anak, dan (4) Pusat pengembangan keterampilan (yang merupakan fungsi penunjang). Panti asuhan sebagai lembaga yang melaksanakan fungsi keluarga dan masyarakat dalam perkembangan dan kepribadian anak-anak remaja.
Acara dimulai dibuka, dengan pemaparan pengasuh dan sambutan Kaprodi, Ibu Dr. A.A Istri Agung Rai Sudiatmika, M.Pd dan didampigi sekretaris Prodi Dr. I Nyoman Tika, atas nama Direktur pascasarjana undiksha membuka kegiatan kepekaan sosial itu secara resmi. Harapannya dapat membantu mahasiswa mengembangkan rasa empati dan simpati di kalangan mahasiswa. Setelah itu kegiatan dilakukan di Aula, dengan model pembelajaran sains dengan Konsep sains nyentrik.
SAINS NYENTRIK
Sains nyentrik merupakan akronim, dari pembelajaran sains menyenangkan dan menarik, artinya pembelajaran sain dibuat dengan menyenangkan (joyful learning) dan menarik. Selama ini pembelajaran sains menginduk ke barat, namun pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna (meaningful learning justru berafiliasi pada konsepsi lokal, entah menggunakan bahan lokal dan menyentuh kehidupan sehari hari.
Pendekatan Sains nyentrik ini, kegiatan mahasiswa delakukan dengan membagi 3 kelompok anak-anak panti asuhan menjadi 3 kelompok, sesuai dengan jenjang pendidikannya. SD, SMP dan SMA.
Mahasiswa juga membagi diri untuk memberikan tutorial dan pendampingan kepada masing-masing kelompok itu. Pada kelompok siswa SD diberikan kegiatan membuat ‘ es krim’ tanpa Kulkas memanfaatkan penurunan titik beku (sifat koligatif), dan SMP diajarkan Teknik penyaringan air dengan bahan yang ada di lingkungan sekitarnya dan SMA diberikan cara membuat eco-enzym dengan memanfaatkan limbah rumah tangga berupa sayuran untuk membuat ecoenzim sebagai bahan ngepel dan pupuk).
Pada tahap awal mahasiswa menjelaskan kepa anak-anak tentang prosedur kerjanya, semua bahan yang digunakan berasal dari lingkungan sehari-hari yang mudah didapat. pembuatan Es krim diajarkan dengan sangat menarik dari bahan yang diperlukan dan proses pembuatannya sampai dihasilkan produk es krim, lalu mereka nikmati bersama. produk yang diperoleh.
Eksoenzim dan teknik penjernihan air dirancang dengan menggunakan botol air mineral bekas, dan eco enzyme itu dibuat sebanyak lima liter, hasilnya dititipkan setelah tiga bulan disimpan oleh anak-anak panti asuhan.
Setelah kegiatan itu, mahasiswa mengajak masing-masing kelompok untuk berdiskusi, memberikan informasi serta memberikan beberapa informasi, menampuk cerita dari hati kehati, berkeluh kesah, bercerita tentang pengalaman dan diskusi ringan seperti sesama saudara, bahwa mereka tidak sendiri negara hadir dan banyak orang yang mencintai dan menyayangi mereka, membangunkan rasa percaya diri, dan rasa ingin tahu anak-anak panti asuhan.
KESAN DAN PESAN
Setelah kegiatan berlangsung, saya mencoba menggali latar belakang beberapa siswa mengapa mereka dititipkan di panti asuhan. Gandi seorang siswi SMP berasal dari kabupaten buleleng, ayahnya meninggal karena penyakit jantung, lalu dia kemudian oleh kelian dusunnya dititipkan di panti asuhan departemen sosial. Kegiatan perekrutan dilakukan oleh pihak depsos, dengan mengedarkan ke kabupaten-kabupaten yang ada di Bali.
Dia memiliki 3 saudara, dia termasuk beruntung bisa melanjutkan sekolah atas bantuan pemerintah, dengan kehadiran mahasiswa , dia merasa mendapatkan api penyemangat ternyata dia kini banyak memiliki saudara, ayah, ibu dan kakak., kisah-kisah interaksi selama kegiatan ramah tamah membuat mahasiswa menemukan sebuah nilai karakter
Dan, kegiatan ini membuat mata hati mahasiswa terbuka,, dan mereka meyakini bahwa, Cara terbaik menemukan dirim kita adalah dengan meleburkan diri dalam pelayanan orang lain. Tidak semua orang bisa menjadi terkenal namun semua orang bisa menjadi hebat, karena kehebatan ditentukan oleh pelayanannya,
Penerapan nilai-nilai kearifan di era global tentu menjadi sangat penting dalam upaya memperkuat karakter bangsa. Nilai-nilai kearifan lokal menyangkut silih asah, silih asih, dan silih asuh yang merupakan warisan kecerdasan budaya leluhur bangsa Indonesia akan menempati fungsi nyatanya dalam geliat globalisasi. Menyangkut penerapan nilai yang dimaksud, kecerdasan budaya ‘cultural intelligence’ menjadi penting untuk diberdayakan.
SIMPATI DAN EMPATI
Kegiatan kepekaan sosial sesungguhnya merupakan Pendidikan yang lebih mengarah pada penghalusan hati Nurani. Oleh karena itu, kepekaan sosial menjadi seorang individu memiliki untuk mengidentifikasi, memahami tanda-tanda dan konteks dalam interaksi sosial.
Pengertian simpati adalah suatu perasaan peduli dan perhatian terhadap orang lain dan disertai dengan adanya keterlibatan pribadi yang cukup dalam.
Pendapat lain mengatakan arti simpati adalah suatu proses kejiwaan dimana seseorang merasakan ketertarikan pada orang lain, baik individu maupun sekelompok orang, karena sikap, wibawa, penampilan, atau perbuatan yang sedemikian rupa.
Sedangkan empati , menurut Hurlock (1999:118) adalah kemampuan sesorang dalam memahami perasaan orang lain. Seseorang juga akan membayangkan dan menghayati dirinya berada diposisi tersebut. Kegiatan mahasiswa di panti asuhan ini untuk mengajak bahwa mereka juga merasakan kalau seandai mereka di posisi itu. Dengan sebuah ciri munculnya rasa peduli terhadap orang lain tinggi meski bukan dengan orang yang dikenal
Cok Raka Wirama ketika ditanya pesan dan kesannya, dia mengatakan bahwa kegiatan ini tetap mengacu pada seberapa baik kita memahami perasaan dan pikiran orang lain dan seberapa akrab kita dengan pengetahuan umum tentang norma-norma sosial, sebagai memperindah karakter seseorang, apa lagi mahasiswa S2 IPA , hampir seluruhnya akan menjadi guru.
Oleh sebab itu melalui penerapan konsep kepekaan sosial, orang dapat mengetahui perasaan orang lain. Prinsip dasar kepekaan sosial terletak pada pengetahuan yang luas tentang norma-norma sosial
MOTIVASI BELAJAR UNTUK TIDAK RENDAH DIRI
Saya diminta oleh panitia untuk memberikan kesan dan memotivasi siswa yang berada di lingkungan panti asuhan. Saya mengatakan bahwa anak-anak panti tidak perlu rendah diri, anda tidak sendiri, kita hadir bersama saling memotivasi dan memberikan informasi. berkenaan dengan pendidikan, saya mengutip beberapa katabijak nelson mandela, “Pendidikan adalah senjata paling mematikan di dunia, karena dengan pendidikan, Anda dapat mengubah dunia. Pesan saya Orang hebat tidak dihasilkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesulitan, tantangan, dan air mata. dan Pendidikan bukan cuma pergi ke sekolah dan mendapatkan gelar. Tapi, juga soal memperluas pengetahuan dan menyerap ilmu kehidupan.
Ada penghuni panti yang bertanya, apakah bisa mendapatkan beasiswa untuk kami disini? Tanya salah satu dari mereka. Tentu pertanyaan ini sangat menarik, Universitas Pendidikan ganesha, sebagai tempat anak-anak untuk melanjutkan studi lanjut Undiksha mendapat mandate pemerintah untuk penyelenggaraan Pendidikan tinggi yang berbeasiswa bidikmisi, tahun lalu dari informasi bidang kemahasiswaan Undiksha, tercatat sekitar 600 orang mahasiswa yang mendapatkan beasiswa bidik misi, selain beasiswa bidik misi juga ada beasiswa rektor Undiksha, Bank Indonesia , supersemar dan beasiswa pemda kabupaten di Bali (Contoh Kabupaten Bangli dan Jembrana).
Namun bagi yang mendapatkan beasiswa bidik misi wajib memiliki KIP (kartu Indonesia pintar), memang kartu Indonesia pintar, memang di rekomendasi dari kepala dusun dimana asal mahasiswa itu, kepala dusun memang seleksi awal warganya yang benar-benar berasal dari keluarga tidak mampu. Data itu disetor ke desa, desa melanjutkan ke kecamatan sampai nanti diterus dinas sosial, lalu dilakukan validasi kelapangan untuk menentukan benar tidaknya tidak mampu.
Bagi anak-anak panti yang sudah dibina dinas sosial, memang mudah untuk untuk memperoleh Bidik Misi, karena mereka mudah mendapatkan KIP, karena berasal dari keluarga tidak mampu. sehingga pintu mendapatkan beasiswa itu terbuka lebar.
Kegiatan seperti ini, memang haruslah ditatap bahwa Memberi adalah sesungguhnya mulia, dan tentu tidak hanya materi, juga yang utama adalah pemberian ilmu pengetahua. Disadari atau tidak, bahwa kita Semua bekerja di hadapan Yang Maha Melihat, jadi semua menerima emas yang dijamin oleh Yang Maha Kuasa, karena itu hanya haknya, tidak lebih, tidak kurang. Adalah pekerjaan yang dilakukan dalam semangat ini, semangat kehadiran Tuhan yang terus-menerus, itulah yang jujur.
Maka, Tuhan akan membalas dengan kasih karunia-Nya atas pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas dan senang hati, bukan pekerjaan yang dilakukan karena takut kepada atasan atau mandor. Jika hati kita murni, pekerjaan itu juga akan murni. Layaknya kekuatan sungai ini, selalu mencari mereka yang rendah hati dan berbakti.
Saya ingat pesan Bunda Theresa, Ini bukan berapa banyak yang kita berikan, tapi berapa banyak cinta yang kita masukkan ke dalam sebuah pemberian.