Singaraja- Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali menggelar ujian terbuka doktor pada pertengahan Februasi 2021 ini. Terdapat dua promovendus dari program studi yang berbeda. Pertama, Gede Sukanaya dari program studi Ilmu Pendidikan dan I Made Elia Cahaya dari program studi pendidikan dasar.
Ujian untuk Gede Sukanaya berlangsung, Selasa (16/2/2021). Ia yang merupakan kepala SMKN 1 Kubutambahan mengangkat penelitian tentang “Asesmen Portofolio Terhadap Kemampuan Menulis Bahasa Inggris dan Disiplin Belajar dengan Kovariabel Efikasi Diri Siswa”. Penelitian ini tidak dapat dilepaskan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan terhadap kemampuan bahasa Inggris siswa, khususnya dalam menulis, sebagai dampak pengunaan asesmen yang tidak sesuai. “Asesmen portofolio dapat menjadi sebagai solusi agar kemampuan menulis bahasa Inggris siswa semakin baik,” katanya.
Ia berharap hasil penelitian ini dapat mendukung pengembangan pendidikan di sekolah lain, dengan harapan dapat berdampak pada prestasi belajar siswa yang semakin baik. “Asesmen ini efektif untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Saya berharap ini nantinya dapat diaplikasikan dan terus dikembangkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Elia Cahaya mengikuti ujian, Rabu (17/2/2021). Ia mengangkat penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Terhadap Kreativitas dan Kemampuan Berbahasa Ditinjau Dari Kemampuan Kemampuan Interaksi Sosial Anak TK Kelompok B di Kecamatan Kuta Utara Kabupaten Badung’. Hasilnya, model pembelajaran ini efektif untuk diterapkan. Secara khusus, terkait perkuliahan di Pascasarjana Undiksha, ia menyatakan mendapatkan pelayanan yang baik, termasuk dalam bimbingan oleh promotor dan Ko-promotor.
Doktor baru ini diharapkan dapat terus mengembangkan keilmuan, sehingga mampu berkontribusi lebih besar untuk dunia pendidikan. Selain itu diharapkan pula turut mempromosikan Pascasarjana Undiksha ke khalayak umum. Dalam upaya percepatan kelulusan mahasiswa, pascsasarjana Undiksha mengambil langlah strategis, mulai dari mendistribusikan pembimbing sesuai bidang keahliannya dan juga memperhatikan beban dosen. Selain itu juga ada pembentukan pusat layanan percepatan studi yang bertugas membantu para mahasiswa memecahkan permasalahan dalam studi, baik akademik maupun non akademik. (hms)