Singaraja- Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali mengggelar ujian promosi doktor pada 2 dan 3 Februari 2022. Ujian ini diikuti oleh Kadek Wirahyuni dan Suparwoto Sapto Wahono dari Program Studi S3 Pendidikan Bahasa dan A. A. Istri Putra Kusumawati dari Program Studi S3 Ilmu Pendidikan.
Pada ujian yang berlangsung luring ini, Kadek Wirahyuni membawakan disertasi tentang Pengembangan instrumen evaluasi afektif berbasis digital pada pembelajaran matakuliah pengembangan kepribadian di Undiksha. Ia menjelaskan tujuan akhir penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap mahasiswa terhadap bahasa Indonesia. Hasil penelitiannya berhasil dipertahankan di hadapan dewan penguji.
Dalam penyusunan disertasi, ia tidak menampik ada tantangan yang dihadapi. Salah satunya dalam penyusunan instrumen afektif yang menjadi hal baru baginya. Menurutnya, itu sangat berbeda dengan penyusunan instrumen psikomotor dan kognitif. “Membuat intrument afektif tidak mudah. Tidak seperti kognitif. Kesulitannya dalam menyusun bahasa. Jadi disini saya banyak belajar,” jelasnya.
Pasca ujian, perempuan yang juga sebagai dosen ini berharap hasil penelitiannya dapat diaplikasikan pada matakuliah MPK, khususnya di Undiksha. Selain itu, untuk bahasa Indonesia, ia berharap mahasiswa selalu memiliki sikap positif.
Sementara itu, Sapto Wahono mengangkat disertasi tentang Pengembangan Buku Ajar Matakuliah Bahasa Inggris berbasis kecakapan belajar abad ke-21. Ia berharap kedepannya buku ajar ini bisa digunakan, utamanya untuk mahasiswa. Ia mengakui dalam proses penyusunan, terdapat kendala yang dihadapi. Akan tetapi berkat kegigihannya dan dibantu juga oleh promotor dan ko promotor, akhirnya sebuah karya dapat dihasilkan dengan baik.
Sedangkan Agung Kusumawati, mengangkat disertasi tentang evaluasi pelaksanaan uji kompetensi keperawatan dengan menggunakan CIPP-O di STIKES Provinsi Bali. Dijelaskan, kajian ini untuk melihat persoalan yang terjadi saat uji kompetensi berlangsung dan selanjutnya dapat dicarikan solusi. “Dengan demikian kewajiban moral kembali untuk melakukan desiminasi terhadap temuan ini dan bukan untuk mengalahkan si A si B, tetapi lebih kepada untuk mencari solusi apa yang bisa dilakukan dengan memberikan beberapa rekomendasi,” terangnya.
Rektor Undiksha yang turut menjadi Ketua Penguji mengucapkan selamat untuk para doktor baru ini. Ia berharap kepada doktor baru ini untuk terus meningkatkan keilmuan dan semakin mampu berkontribusi untuk pengembangan dunia pendidikan maupun untuk masyarakat.
Direktur Pascasarjana, Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si., mengakui sangat bangga dengan “lahirnya” doktor baru dari Undiksha, terlebih di tengah pandemi Covid-19. Ia juga memberikan apresiasi atas kinerja para dosen yang tetap efektif memberikan bimbingan kepada mahasiswa meskipun melalui daring.
Para doktor baru ini diharapkan bisa terus mengembangkan diri sesuai dengan tuntutan. Karena banyak persoalan di masyarakat yang membutuhkan pemecahan-pemecahan sesuai dengan konteks yang ada. “Sehingga kami berharap lulusan kita bisa membantu memecahkan masalah, membantu masyarakat sehingga bisa meningkatkan kualitas manusia secara umum, jadi tidak berhenti sampai disini,” harapnya.
Melalui ujian ini, Pascasarjana Undiksha telah melahirkan 31 orang doktor yang terdiri atas berbagai bidang studi. Dalam rangka mewujudkan lulusan yang berdaya saing, Pascasarjana Undiksha terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran.