Singaraja – Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali menggelar ujian promosi doktor, Senin (4/7/2022). Ujian tersebut diikuti oleh promovendus, Dimas Qondias dari Program Studi S3 Pendidikan Dasar.
Dalam ujian yang berlangsung luring tersebut, Dimas Qondias membawakan disertasi yang berjudul “Pengembangan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Bermuatan Multikultur Untuk Meningkatkan Sikap Sosial Dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IV SD Dalam Rangka Implementasi Kurikulum 2013 Di Kabupaten Buleleng“.
Melalui pertanyaan dari Sekretaris Dewan Penguji, Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si., promovendus menyampaikan bahwa performansi siswa dalam berpikir kritis diukur dengan memberikan suatu permasalahan contohnya dengan gambar seorang nenek menyebrang di jalan atau gambar seorang anak kecil jatuh saat naik sepeda, siswa akan menafsirkan tindakan apa yang akan dilakukan terhadap situasi yang ada pada gambar tersebut. Berdasarkan gambar-gambar yang diberikan sehingga dimensi keterampilan berfikir kritis ini mampu diperoleh oleh siswa. Dimas juga menyampaikan bahwa telah merancang roadmap penelitian berdasarkan hasil pengembangan model pembelajaran ini.
Meskipun selama proses penelitian ada sedikit tantangan yang dihadapi karena harus menyesuaikan waktu yang sudah ditentukan, akhirnya disertasi yang dibawakannya berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan mengantarkannya menjadi doktor ke-36 yang “lahir” dari Pascasarjana Undiksha.
Tentunya gelar doktor ini bukanlah segalanya karena yang lebih penting adalah bagaimana memaknai dan memaknakan gelar ini, manakala kembali ke masyarakat atau ke institusi. “Jadikan dirimu sebagai kebanggaan keluarga serta kebanggaan bangsa dan negara ini. Jadilah penambah berkat dan harkat bangsa ini. Dan saya tahu kamu pasti bisa karena saya mengenal anda semenjak kuliah S1.” ungkap Promotor, Prof. Dr. I Wayan Lasmawan, M.Pd.
Di sisi lain, Direktur Pascasarjana Undiksha Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si. merasa bangga atas lahirnya doktor baru ini. Ia juga menitipkan pesan untuk bersama-sama ikut mempromosikan Pascasarjana dan Undiksha. Dimana dari segi biaya pendidikan masih relatif ringan dan apalagi dengan adanya kebijakan rektor bahwa Pascasarjana Undiksha menerapkan blended learning model sinkron dan asinkron, sehingga itu tidak akan mengganggu pekerjaan sehari-hari bagi dosen yang ingin melanjutkan pendidikannya.
Pada kesempatan tersebut promovendus kelahiran Kembangsari, ini berharap hasil penelitiannya bisa bermanfaat untuk mahasiswa dan masyarakat.