Singaraja – Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha), Singaraja, Bali kembali menggelar ujian promosi doktor pada 11, 14, dan 15 Juli 2022. Ujian tersebut diikuti oleh Promovendus I Komang Sukendra dari prodi S3 Ilmu Pendidikan, Ida Ayu Made Wedasuwari dari prodi S3 Pendidikan Bahasa, dan Ketut Putra Sedana dari Prodi S3 Ilmu Pendidikan.
Pada ujian yang berlangsung luring, promovendus I Komang Sukendra membawakan disertasi berjudul Pengembangan E-Modul Matematika SMA Berbasis Stem dan Berorientasi Soal HOTS.
Promovendus kelahiran Bugbug ini berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan dewan penguji, sehingga mengantarkannya menjadi doktor ke-38 yang lahir dari Pascasarjana Undiksha. Perasaan senang tentu dirasakan oleh pria kelahiran 1970 ini karena telah berhasil melewati proses panjang untuk meraih gelar doktor. “Dalam waktu 3,5 tahun saya bisa meraih gelar doktor yang dengan begitu banyak liku-liku yang saya hadapi, mulai dari bimbingan hingga revisi yang begitu banyak, tapi syukur saya bisa menghadapi ujian doktor ini dengan baik,” terangnya.
Sementara itu, Promovenda Ida Ayu Made Wedasuwari membawakan disertasi yang berjudul Model dan Pola Pembinaan Literasi Sastra Pada Komunitas Lentera. Penelitiannya berfokus pada produksi dan apresiasi sastra. “Oleh karena itu penelitian tentang literasi sastra harus lebih ditekankan dalam komunitas sastra dan juga paling tidak komunitas sastra itu harus menggalakkan literasi sastra supaya menumbuhkan kegemaran membaca dan menciptakan karya sastra, karena itu diperkenalkan beberapa model yang berkaitan dengan literasi sastra dan pola pembinaannya,” jelasnya.
Disertasi yang dibawakan bisa dipertahankan dihadapan dewan penguji dan akhirnya mengantarkannya menjadi doktor ke-39 yang lahir dari Pascasarjana Undiksha. Anak bungsu dari 2 bersaudara ini mengatakan, meskipun dirinya harus mengalami masa transisi perkuliahan dimasa sebelum covid-19 hingga pada masa covid-19 ini, namun tidak ada kesulitan yang dihadapi selama mengikuti perkuliahan. Ia mengaku proses perkuliahan di Pascasarjana sangat menyenangkan karena para dosen, promotor, dan ko-promotor sangat baik dan kooperatif dalam proses pembelajaran dan juga bimbingan.
Kedepan, dirinya berharap akan menghubungkan literasi sastra pada komunitas lentera ini dalam dunia pendidikan untuk dapat digunakan memberikan pengabdian dan memperkenalkan kepada para guru terkait sastra.
Disisi lain, Promovendus Ketut Putra Sedana yang kerap disapa dokter Caput membawakan disertasi yang berjudul Persalinan Bayi Memakai Metode Lotus Birth dan Praktek Pengasuhannya (Studi Kasus di Klinik Bersalin Permata Bunda Singaraja). Penelitiannya tersebut berkaitan dengan proses persalinan alami yang bisa sebagai inisiasi untuk pembentukan karakter anak kedepannya. “Ini sangat penting sekali untuk dipahami, oleh karenanya keseharian kita dalam menjalankan tugas selalu menekankan untuk ibu-ibu yang mau melahirkan, mau menjalani proses persalinan yang normal dan alami karena konsepnya jika kita bersandar pada alam maka otomatis alam akan berpihak pada kita,” ungkapnya, Jumat (15/7/2022).
Disertasinya tersebut berhasil mengantarkannya menjadi doktor ke-40 dari Pascasarjana Undiksha. Promovenda yang juga merupakan dokter spesialis kandungan ini mengakui, selama proses perkuliahan kerap mengalami kejadian unik. Ia gak jarang harus berhenti sejenak dari proses perkuliahan, baik itu saat presentasi maupun yang lainnya karena ada panggilan mendadak yang mengharuskannya untuk segera mengambil tindakan kepada pasiennya. Namun meski demikian, dirinya merasa bersyukur para dosen bisa mengerti dan memahami profesi yang dimilikinya. “Tentu sudah jelas ada karena sudah menjadi bagian dari tanggung jawab. Pada saat kuliah tiba-tiba ada panggilan dan presentasi mau tidak mau harus dihentikan demi keselamatan pasien itu sendiri dan itu sangat dimaklumi sekali oleh dosen kita,” tuturnya.
Ketiga doktor baru ini berharap hasil penelitiannya dapat diaplikasi di bidang masing-masing dan bisa terus dikembangkan.
Direktur Pascasarjana Undiksha, Prof. Dr. I Gusti Putu Suharta, M.Si., mengaku bangga atas lahirnya tiga doktor baru ini. Ia berharap, lahirnya tiga doktor baru ini bisa menginspirasi mahasiswa yang lain untuk mempercepat masa studinya. Disamping itu, para pengelola bisa lebih terpacu untuk meningkatkan pelayanan yang terbaik. “Pelayanan yang terbaik termasuk dari dosen pembimbing sehingga masa studi dari mahasiswa bisa lebih baik, jadi dampaknya tentu peminat calon mahasiswa baru baik program magister maupun doktor bisa meningkat di tahun-tahun sebelumnya,” terangnya.
Para lulusan diharapkan untuk terus meningkatkan diri, mengembangkan penelitian, dan melaksanakan pengabdian sehingga apa yang dihasilkan saat ini terus berkembang. “Bukan berarti setelah jadi doktor lalu diam, tapi tetap bisa mengupgrade dirinya, baik melalui penelitian-penelitian dan publikasi,” harapnya. (hms)