Prodi S2 Ilmu Manajemen melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Lokapaksa dalam bentuk penanaman pohon. Kegiatan ini dilaksanakan di Kabupaten Buleleng karena Buleleng menjadi salah satu daerah dengan kekeringan terpanjang di Bali yaitu 206 hari. Krisis air berdampak terhadap para petani di Bali. Beberapa Subak, sistem irigasi pertanian yang digunakan di Bali tidak bisa lagi dijalankan karena sumber-sumber air yang sudah kering. Tak hanya itu, kekeringan yang melanda Bali juga membuat warga terpaksa membeli air dengan harga mahal untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk pertanian. Lahan yang kering dan tandus selain sulit untuk di olah menjadi lahan pertanian maupun perkebunan juga rawan terhadap bahaya kebakaran serta menjadi factor penyebab kemiskinan di Kabupaten Buleleng. Program ini adalah program untuk menyelamatkan ketersediaan air di Bali melalui penanaman pohon kelor dan Kelapa Genjah di Desa Lokapaksa. Proposal ini di motivasi oleh keinginan untuk pemberdayaan Pokdarwis Desa Lokapaksa di Masa Pandemi COVID-19. Kegiatan ini sebagai upaya pemberdayaan Pokdarwis Lokapaksa yang sedang sepi pekerjaan karena tidak adanya wisatawan di masa pandemic COVID-19. Sejalan dengan gagasan Rahim (2012) bahwa peningkatan peran masyarakat dalam pembangunan kepariwisataan memerlukan berbagai upaya pemberdayaan (empowerment), agar masyarakat dapat berperan lebih aktif dan optimal serta sekaligus menerima manfaat positif dari kegiatan pembangunan yang dilaksanakan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat.
Tanaman Kelor dan Kelapa Genjah dipilih karena komoditi ini merupakan produk pendukung pariwisata yang sangat di minati oleh wisatawan. Kelor dan Kelapa Genjah memiliki fungsi Ekologis untuk menampung air tanaha dan mencegah terjadinya banjir. Selain itu, Kelor dan Kelapa Genjah juga memiliki fungsi ekonomis yang bernilai tinggi. Oleh karena itu, kombinasi ini sangat cocok untuk kelak dapat membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat khususnya Pokdarwis Desa Lokapaksa.