Singaraja – Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) kembali menggelar ujian promosi doktor pada 26 Juni 2023. Ujian tersebut diikuti oleh 2 orang yaitu promovenda Made Diah Angendari dari Program Studi S3 Ilmu Pendidikan dengan Konsentrasi Teknologi Pendidikan dan promovendus Kadek Adyatna Wedananta dari Program Studi S3 Pendidikan Bahasa dengan Konsentrasi Pendidikan Bahasa Inggris.
Pada ujian yang berlangsung luring, promovenda Diah Angendari membawakan disertasi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Hypermedia Terhadap Pengetahuan Dan Keterampilan Pembuatan Pola Ditinjau Dari Keterlibatan Kognitif Siswa”. Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat menstimulasi keaktifan siswa melalui penyelesaian suatu permasalahan otentik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan mengontrol pengetahuan awal, diperoleh pengetahuan dan keterampilan pembuatan pola yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan hypermedia lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan powerpoint. Mengacu pada hasil penelitian, direkomendasikan untuk menerapkan model pembelajaran berbasis masalah berbantuan hypermedia dengan mengupayakan peningkatan keterlibatan kognitif siswa dan juga mengembangkan hypermedia dengan materi yang berbeda.
Promovenda kelahiran 1974 ini berhasil mempertahankan disertasinya di hadapan dewan penguji, sehingga mengantarkannya menjadi doktor ke-66 yang lahir dari Program Pascasarjana Undiksha.
Sementara itu, Promovendus Adyatna Wedananta membawakan disertasi yang berjudul “Language Use Among Youths In The Instagram: The Emergence Of Ethnotechpragmatics”. Hasil penelitian menunjukkan tiga temuan besar. Pertama, domain yang direpresentasikan dalam komunikasi pemuda Bali di Instagram adalah domain pertemanan. Kedua, para pemuda Bali menggunakan berbagai formasi untuk menyusun kata-kata baru. Ketiga, penggunaan bahasa oleh remaja di media sosial Instagram sebagian besar berfungsi untuk mengungkapkan rasa solidaritas dan empati kepada orang lain dimana mereka memiliki kebiasaan atau budaya untuk menjalin kontak dan mengacu pada saluran komunikasi dan fungsi ini digunakan untuk sosialisasi. Dengan demikian, dapat diduga bahwa remaja cenderung ekspresif dalam berkomunikasi di media sosial Instagram.
Promovendus menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan subjek yang lebih banyak dan dilakukan dalam jangka waktu yang lebih lama. Penelitian selanjutnya juga disarankan untuk mempertimbangkan berbagai jenis status sosial dan melihat bagaimana status sosial dapat dikaitkan dengan penggunaan bahasa di Instagram.
Keberhasilan promovendus kelahiran 1989 ini mempertahankan disertasinya dihadapan dewan penguji, mengantarkannya menjadi doktor ke-67 yang lahir dari Program Pascasarjana Undiksha.