Kegiatan “Sosialisasi Nilai-Nilai Tri Hita Karana Pada Siswa Mts Nurul Jadid Pemuteran, Singaraja, Bali” merupakan salah satu bentuk dari tridarma perguruan tinggi UNDIKSHA yakni pengabdian kepada masyarakat dimana kali ini dilaksanakan di MTs Nurul Jadid Pemuteran Bali pada tanggal 23 Oktober 2021. Penyelenggara kegiatan ini adalah dosen Prodi S2 Administrasi Pendidikan yakni Prof. Dr. I Nyoman Natajaya, M.Pd selaku ketua , Dr. I Gusti Ketut Arya Sunu, M.Pd dan Dr. I Putu Wisna Ariawan, M.Si sebagai anggota serta mahasiswa Administrasi Pendidikan semester 3 yakni Luh Hendra Kusum Dewi, Nur Kholifatur RMS, dan Nurul April Yani.
Berdasarkan hasil observasi awal di lapangan, tim PKM menemukan beberapa permasalahan dalam pemahaman siswa tentang Tri Hita karana di MTs Nurul Jadid, diantaranya: (1) MTs Nurul Jadid merupakan sekolah yang berbasis agama, jadi banyak siswa menganggap bahwa Tri Hita karana adalah ajaran hindu, padahal Tri Hita Karana adalah konsep bermasyarakat yang dapat diterapkan dimana saja dan tidak memandang perbedaan suku, ras, dan agama. (2) Saat ini, dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih, segala hal bisa didapat dengan mudah, segala informasi dapat didapatkan juga dengan mudah. Anak-anak bisa mengetahui segala hal dengan handphone. Mereka juga tekadang meniru hal-hal yang tidak sesuai karena mereka melihat yang ada di video, sehingga anak-anak secara tidak langsung membuat karakter pada anak menjadi tidak baik. Banyak hal sebenarnya yang mempengaruhi karakter pada saat ini sehingga perlu kita menanamkan nilai pendidikan karakter salah satunya yakni nilai-nilai Tri Hita Karana pada anak agar mereka menjadi penerus generasi kedapan yang memiliki perilaku yang baik.
Program ini merupakan program Penugasan dari Pascasarjana Undiksha dalam rangka peningkatan pengetahuan dan wawasan tentang nilai-nilai Tri Hita Karana. Model pelaksanaan kegiatan ini dilakukan secara langsung dan juga daring sebagaimana layaknya sistem pembelajaran yang dilakukan di sekolah atau perguruan tinggi. Untuk kepentingan pencapaian tujuan program ini, maka rancangan yang dipandang sesuai untuk dikembangkan adalah “Rapid Rural Appraisal (RRA) dan Participatory Rural Appraisal (PRA)”. Program ini dirancang sebagai bentuk jawaban dan antisipasi dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan nilai-nilai Tri Hita Karana.
Tri Hita Karana artinya tiga penyebab kesejahteraan dan kebahagiaan yang bersumber dari keseimbangan dan keharmonisan hubungan antara: (1) manusia dengan Tuhan (parhyangan); (2) manusia dengan sesamanya (pawongan); (3) manusia dengan alam lingkungannya (palemahan). Harmonis berarti melakukan hal-hal yang mengandung kebaikan, kesucian yang dimulai dari pikiran, terucap dalam perkataan dan terlihat dalam tindakan/perbuatan. Konsep Tri Hita Karana mengandung kearifan lokal teologis, sosiologis, dan ekologis (Atmaja, 2019). Ketiga kearifan ini akan bermuara kepada keharmonisan teologis, keharmonisan sosiologis, dan keharmonisan ekologis.
Bentuk perilaku yang mencerminkan Tri Hita Karana: (1) manusia dengan Tuhan (parhyangan), misal; siswa mengawali KBM dengan do’a bersama, adanya ekstrakurikuler keagamaan, mengadakan kegiatan memperingati hari besar (hari raya); (2) manusia dengan sesamanya (pawongan), misal; Kerja kelompok, Membantu guru, Menjadi contoh yang baik bagi siswa,misal tidak pernah telat masuk sekolah, Memakai pakaian yang rapi, sopan santun, tidak mengambil hak orang lain, menghargai orang lain; (3) manusia dengan alam lingkungannya (palemahan), misal: membuang sampah pada tempatnya, belajar diluar kelas (Outdoor study), contoh pendekatan ilmiah, dengan siswa belajar diluar kelas siswa lebih mudah mengamati secara langsung, Mengadakan kegiatan diluar kelas, misal: menanam pohon, piket kelas, tidak merusak sarana dan prasarana sekolah, mengadakan lomba kebersihan kelas, mematikan kipas angin, AC, lampu, dan LCD setelah pelajaran berakhir.